Thursday, May 9, 2019

Pengertian Prokrastinasi Menurut Beberapa Ahli


Secara bahasa, istilah prokrastinasi yang dalam bahasa Inggris disebut procrastination berasal dari kata bahasa Latin procrastinare. Kata procrastinare merupakan dua akar kata yang dibentuk dari awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju, dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi, secara harfiah, prokrastinasi berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995).
Sementara itu, Solomon & Rothblum (1984) menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja, menimbulkan perasaan tidak nyaman, serta secara subyektif dirasakan oleh seorang prokrastinator.
Pendapat lain dikemukakan oleh Balkis dan Duru (2009) yang menyatakan bahwa prokrastinasi merupakan perilaku individu yang meninggalkan kegiatan penting yang bisa dilakukan dan telah direncanakan sebelumnya tanpa alasan yang masuk akal. Jadi, menurut mereka, seseorang dikatakan melakukan prokrastinasi jika ia menunda pekerjaan penting tanpa alasan yang logis, padahal ia bisa melakukan pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Mereka juga menyatakan bahwa prokrastinasi merupakan perilaku individu yang meninggalkan kegiatan penting yang bisa dilakukan dan telah direncanakan sebelumnya tanpa alasan yang masuk akal. Jadi, menurut mereka, seseorang dikatakan melakukan prokrastinasi jika ia menunda pekerjaan penting tanpa alasan yang logis, padahal ia bisa melakukan pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Suatu penundaaan dikatakan sebagai prokrastinasi, apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman, secara subjektif dirasakan oleh seseorang prokrastinator (Solomon dan Rothblum, 1984).
Ciri – Ciri Prokrastinasi       :
Ellis dan Knaus (dalam Rumiani, 2006: 38) menyatakan bahwa prokrastinasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Takut gagal
b.      Impulsif
c.       Perfeksionis
d.      Pasif
e.       Menunda melebihi tenggat waktu
Perilaku ini sangat nampak pada prokrastinator, yang dengan berbagai alasan selalu menunda-nunda dalam penyelesaian tugasnya.
Ciri – Ciri Prokrastinator    :
Ferrari dan Olivette (dalam Mastuti, 2009: 56-57) menyatakan bahwa ciri-ciri prokrastinator, antara lain   :
a.       Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda untuk memulai mengerjakannya atau menunda menyelesaikan sampai tuntas saat individu sudah mulai mengerjakan sebelumnya.
b.      Keterlambatan mengerjakan tugas Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama dari pada waktu yang dibutuhkan pada umumnya untuk mengerjakan suatu tugas. Seorang prokrastinator menghabiskan waktu untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri utama prokrastinasi.
c.       Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah ditentukan sendiri.
d.      Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada melakukan tugas yang harus dikerjakan Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca, nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya sehingga menyita waktu yang dimiliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan. Dalam penelitian ini ciri-ciri prokrastinasi yang digunakan adalah ciri-ciri dipaparkan oleh Ferrari dan Olivette (dalam Mastuti, 2009: 56-57) , yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, serta melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Aspek – Aspek Prokrastinasi           :
Aspek-aspek yang mempengaruhi munculnya prokrastinasi menurut teori Ferrari, dkk (1995) adalah sebagai berikut:
a.       Adanya penundaan dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja dalam menghadapi tugas. Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu akan tugas yang dihadapinya harus dikerjakan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk memulai mengerjakan atau menunda-nunda untuk menyelesaikan tugas sampai tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.
b.      Adanya kelambanan dalam mengerjakan tugas. Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lama dari pada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan tugas. Seseorang procrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan suatu hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa mempertimbangkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Terkadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambatan, dalam arti, lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi kerja.
c.       Adanya kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas. Prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan memenuhi deatline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah ia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah seseorang tersebut tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba orang tersebut tidak melakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai.
d.      Adanya kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan.
Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (Koran, majalah, komik, atau buku cerita lainnya, nonton film, on line, game, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
Faktor – Faktor Prokrastinasi         :
Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi menurut Millgram (1998) dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.       Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu, yaitu:
1.)    Kondisi fisik individu. Faktor dari dalam diri individu yang turut mempengaruhi munculnya prokrastinasi adalah berupa keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu misalnya fatigue. Seseorang yang mengalami fatigue akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak.
2.)    Kondisi psikologis individu. Menurut Janssen dan Carton, trait kepribadian individu ialah yang turut mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial.
b.      Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu antara lain berupa pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.
Prokrastinasi dapat dilakukan pada beberapa jenis pekerjaan. Balkis dan Duru (2009) mengatakan bahwa seseorang dapat melakukan prokrastinasi hanya pada hal-hal tertentu saja atau pada semua hal.
Prokrastinasi terbagi menjadi dua jenis yaitu prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non-akademik (Ferrari, Johnson & McCown, 1995: 48). Prokrastinasi akademik adalah penundaan tugas yang dilakukan oleh seseorang dalam hal akademik (Ferrari, Johnson & McCown, 1995: 48).
Prokrastinasi akademik dan non-akademik sering menjadi istilah yang Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor dan lain sebagainya (Ferrari, et al, 1995).

No comments:

Post a Comment