1.
Pengertian
Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap
positif dan daya tarik seseorang. Makin tertarik kita dengan orang lain maka
semakin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan orang lain.
Dean C. Barlund ahli komunikasi interpersonal (1968:71) “mengetahui
aris-garis atrakso dan penghindaran dalam sistem sosial artinya mampu
meramalkan dari mana pesan akan muncul, kepada siapa pesan itu akan mengalir,
dan lebih-lebih lagi bagaiman pesan akan diterima” (dalam jalaudiin 2011). Yang
dengan sederhana dapat diartikan sebagai berikut, dengan mengetahui siapa tertarik dengan siapa atau siapa
menghindar siapa. Kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan
terjadi.
Menurut jalaludin rachmat 2011 menyatakan bahwa kesukaan pada orang
lain, sikap positif dan daya tarik seseorang disebut sebagai atraksi
interpersonal. Semakin kita memiliki kesukaan terhadap orang maka semakin
sering kita berkomunikasi dengan orang tersbut.
Menurut bahasa artaksi berasal dari bahasa latin “attrahere (att:
menuju) dan “thahere”: menarik. Jadi atraksi interpersonal adalah kesukaan pada seseorang, sikap
positif, dan daya tarik seseorang. Atraksi berkaitan dengan daya tarik dalam
komunikasi yang dapat mendasari hubungan interpersonal.
Proses atraksi interpersonal dapat berupa afiliasi yaitu
kecenderungan untuk bergabung dengan jenisnya sendiri dan daya tarik (atraksi)
yaitu kecenderungan individu terhadap teman dengan spesifikasi tertentu.
2.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal
Pentinganya atraksi interpersonal hingga akan bagusnya kita
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan atraksi interpersonal, apa yang
membuat kita suka dengannya atau sikap positif kita terhadap oranglain. Menurut
jalaluddin menyebar faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal
menjadi dua, meliputi faktor personal dan faktor situasional.
1.
Faktor
Personal, meliputi
a.
Kesamaan
karakteristik personal, orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap,
keyakinan, tingkat sosioekonomi, agama, ideologis, cenderung seling menyukai.
Asas kesamaan ini pada kenyataan bukanlah satu-satunya determinan atraksi,
atraksi interpersonal akhirnya merupakan gabungan dari efek keseluruhan
interaksi di antara individu. Walaupun begitu, bagi komunikator lebih tepat untuk
memulai komunikasi dengan mencari kesamaan di antara semua peserta komuniasi.
b.
Tekanan
emosional (stress), bila orang berada
dalam keadaan yang mencemaskan atau harus memikul tekanan emosional, ia akan
menginginkan kehadiran orang lain. Dari kesimpulan penelitian Schacter
menyimpulakn bahwa situasi penimbul cemas (anxiety producing situasion)
menningkatkan kebutuhan akan kasih sayang.
c.
Harga diri yang
rendah, didapatkan dari penelitian eksperimen oleh elaine Walster dalam buku
jalaudin 2011 menyatakan bahw bila harga diri direndahkan, hasrat afiliasi
bertambah,dan ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain.
d.
Isolasi sosial,
adalah pengalaman yang tidak enak. Beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa
tingkat isolasi sosial amat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang
lain. Bagi orang yang terisolasi kehadiran manusia merupakan kebahagiaan.
Karena manusia cenderung menyukai orang yang mendatangkan kebahagiaan maka
dalam konteks isolasi sosial, kecenderungannya untuk menyenangi orang lain
bertambah.
2.
Faktor-Faktor
Situasional
a.
Daya tarik
fisik, beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa daya tarik fisik sering
menjadi penyebab utama terjadinya atraksi personal.kita akan senang dengan
orang-orang yang cantik dan tampan. Mereka pada gilirannya sangat mudah
memperoleh simpati dan perhatian orang.
b.
Ganjaran, kita
menyenangi kepada orang-orang yang memberikan ganjaran kepada kita, ganjaran
disini dapat berupa bantuan, dorongan moral, pujian, atau hal-hal yang
meningkatkan harga diri kita.
c.
Familiarity,
artinya sering kita lihat atau sudah kita kenal dengan baik. Jika kita sering
berjumpa dengan seseorang –asal tidak ada hal-hal alin- kita akan menyukainya.
d.
Kedekatan,
orang cenderung akan menyenangi mereka yang tempat tinggalnya berdekatan.
e.
Kemampuan, kita
cenderung menyukai seseorang yang meiliki kemampuan lebih atas dari kita, atau
lebih berhasil dalam hidupnya.
3. Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal.
Atraksi interpersonal mempengaruhi hubungan
interpersonal, pengaruh-pengaruh dari atraksi interpersonal dapat di ketahui ,
meliputi :
1.
Penafsiran
pesan dan penilaian
Telah diketahui bahwasanya penilaian seseorang terhadap orang lain tidak
dapat dinyatakan semata-mata bersifat rasional ataupun objektif. Sebab didalam
keobjektifan seseorang pastilah ada ke
subjektifan orang tersebut. Jadi, ketika kita menyenangi seseorang maka
penialaian yang muncul pada seseorang tersebut cenderng bersifat positif,
sedangkan jika kita membenci seseorang kita cenderung melihat karakteristik
orang tersbut secara negatif.
Jalaudin 2011 menjelaskan bahwa komunikator yang dipandang menarik
karena adanya kesamaan, kedekatan, dan daya tarik fisik lebih efektif dalam
mempengaruhi perubahan pendapat dan sikap. Atraksi bukan hanya mengenai
keputusan kita terhadap penialain bidang politik melainkan juga memnentukan
pola komunikasi interpersonal.
Lihat bagaimana orang tampan dan orang cantik dinilai orang .
berikut hasil eksperimen para ahli
Tabel. 1
Efek Atraksi Interpersonal pada Keputusan Interpersonal
Corak keputusan
|
Efek Atraksi
|
Peneliti
|
Memilih anggota kelompok bekerja
|
Lebih cendrung dipilih walaupun ada orang lain yang lebih tepat
|
Castore dan De Ninno
(1976)
|
Memperkerjakan asisen peneliti
|
Lebi
cenderung di pekerjakan dan disarankan dapat upah lebih besar
|
Griffit dan Jackson (1970)
|
Menilai suami istri yang ingin mengadopsi bayi
|
Lebih
cenderung dinilai sebagai orang tua adoptif yang tepat
|
Aves dan Byrne (1976)
|
Menyetujui pinjaman dari bank
|
Lebih
cenderung disetujui
|
Sung (1975)
|
Menilai terdakwa dalam pengadilan
|
Lebih
cenderung dinilai tidak bersalah, dan jika salah divonis dengan ringan
|
Griffit dan Jackson (1973)
|
Menentukan kualifikasi konselor psikologi (pembimbing)
|
lebih
cenderung dianggap lebih simpatik, penuh pengertian, dan efektif
|
Good and Good (1972)
|
Menilai prestasi kerja
|
Lebih
cenderung dinilai telah bekerja dengan baik
|
Smith, meadow dan Sisk (1970)
|
2.
Efektifitas
Komunikasi
Komunikasi interpersonal dikatakan sebagai komunikasi yang efektif
apabila dalam komunikasi tersebut menyenangka. Ketika kita diadapkan dalam
sebuah kelompok dengan individu-individu yang kita sukai maka dapat
diprediksikan alur komunikasi yang berlangsung akan menjadi komunikasi yang
efektif. Berkeumpul dengan orang-orang yang kita sukai atau senangni membuat
kita santai, terbuka dan gembira sehingga kita betah berlama-lama dalam
berkomunikasi.sebaliknya apabila kita bertemu atau berkumpul dengan orang yang
tidak kita sukai maka yang terjadi kita akan merasa tegang, tidak enak dan
resah. Kita akan cenderung menutup diri dan menghindari komunikasi. Wolosin
1975 menyatakan bahwa komunikasi akan
lebih efektif bila para komunikasi saling menyukai. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yangg mana terdapat atrakti
interpersonal di dalamnya yang artinya santara komunikator dan komunikan
memiliki rasa sling suka satu dengan yang lainnya.
TEORILINKING
Ada empat teori yang menjelaskan mengapa kita menyukai orang lain:
1.ReinforcementTheory
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyuaki dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam hal ini ada tiga unsur learning, yaitu asosiatif, instrumental,dansosial.
BelajarAsosiatif:Ø
kita menyenangi dan tidak menyenangi seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan dengan pengalamanyangmenyenangkan.
BelajarInstrumental:Ø
Kita menyukai orang yang memberikan iimbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orangyangmemberikanhukuman.
BelajarSosial:Ø
Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang kita lihat disukai oleh orang lain atau oleh lingkungansosialdansebaliknya.
2.Equitytheory
Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungantersebut.
3.Exchangetheory
Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang diperoleh makahubungantersebutakanterusdilangsungkan.
4.Gain-losstheory
Kita lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita
Ada empat teori yang menjelaskan mengapa kita menyukai orang lain:
1.ReinforcementTheory
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang menyuaki dan tidak menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar (learning). Dalam hal ini ada tiga unsur learning, yaitu asosiatif, instrumental,dansosial.
BelajarAsosiatif:Ø
kita menyenangi dan tidak menyenangi seseorang berdasarkan pengalaman kita dan stimuli yang kita asosiasikan dengan hal itu. Kita menyukai orang yang kita asosiasikan dengan pengalamanyangmenyenangkan.
BelajarInstrumental:Ø
Kita menyukai orang yang memberikan iimbalan (reward) pada kita dan tidak menyuaki orangyangmemberikanhukuman.
BelajarSosial:Ø
Kita cenderung lebih menyukai orang-orang yang kita lihat disukai oleh orang lain atau oleh lingkungansosialdansebaliknya.
2.Equitytheory
Teori ini mengatakan bahwa individu selalu cenderung menjaga keseimbangan antara apa yang mereka berikan dan apa yang mereka dapatkan, atau antara cost dan reward. Jika kita berharap banyak dari suatu hubungan maka kita juga harus menyumbang banyak untuk hubungantersebut.
3.Exchangetheory
Menurut teori ini, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Orang berhubungan deng orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak keuntungan yang diperoleh makahubungantersebutakanterusdilangsungkan.
4.Gain-losstheory
Kita lebih menyukai orang yang menguntungkan kita daripada yang merugikan bagi kita
No comments:
Post a Comment