Friday, May 10, 2019

Budaya Organisasi dalam Ruang Lingkup Psikologi (PIO)


Budaya organisasi didefinisikan sebagai apa yang dipersepsikan oleh karyawan dan cara persepsi itu menciptakan suatu pola keyakinan nilai dan ekspetasi. Menurut Edgar Schein budaya organisasi adalah suatu pola dari asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat belajar menghadapi masalah adaptasi internal dan intergrasi internal, yang telah berjalan cukup baik untuk dianggap valid dan oleh karena itu, untuk di ajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir, dan berperasaan sehubungan dengan masalah yang di hadapinya.
Budaya organisasi adalah persepsi umum yang dipegang oleh anggota organisasi. Setiap manusia dalam organisasi harus berbagi persepsi ini. Akan tetapi, tidak semua melakukannya dengan tingkatan yang sama. Akibatnya, terdapat budaya dominan dan sub budaya organisasi.
1.      Budaya dominan: merupakan kumpulan nilai utama yang dipakai bersama oleh mayoritas anggota organisasi
2.      Sub budaya: merupakan kumpulan nilai yang dipakai bersama dalam kelompok minoritas, biasanya minoritas kecil dalam anggota organisasi. Biasanya sub budaya adalah hasil dari masalah atau pengalaman yang dibagi oleh anggota departemen atau unit.
Schein juga menjelaskan lebih lanjut bahwa suatu budaya organisasi memiliki tiga lapisan. Lapisan-lapisanya terdiri atas :
1.      Lapisan satu (artifak dan kreasi) : teknologi, seni, pola perilaku yang dapat dilihat dan didengar
2.      Lapisan dua (nilai) : dapat di uji dalam lingkungan fisik, dapat di uji hanya dengan konsensus sosial.
3.      Lapisan tiga (asumsi dasar) : hubungan dengan lingkungan, sifat dari kenyataan, waktu, dan ruang, hakikat dari sifat manusia, sifat dari aktivitas manusia, sifat dari hubungan manusia
Budaya dari sebuah perusahaan umumnya dapat disimpulkan dengan melihat pada aspek-aspek yang dipersepsikan. Hal tersebut termanifestasi juga dalam atribut-atribut budaya yang dapat berupa dokumen, desaign fisik, kerapihan, bahasa, jargon, etos dan praktik kerja, hari kerja yang adil untuk pembayaran yang adil, kesetiaan, komitmen, membantu orang lain, kinerja yang membuahkan penghargaan, ekuitas manajemen dan kompetensi.

A.    Budaya organisasi dan dampaknya
Karena budaya organisasi melibatkan ekspektasi, nilai, dan sikap bersama, hal tersebut memberikan pengaruh pada individu, kelompok, dan proses organisasi. Mempelajari dampak dari budaya terhadap karyawan menunjukan bahwa budaya menyediakan dan mendorong suatu bentuk stabilitas.
Membedakan budaya yang kuat dengan budaya yang lemah juga sering kali berguna. Budaya yang kuat di cirikan oleh adanya karyawan yang memiliki nilai inti bersama semakin banyak karyawan yang berbagi dan menerima nilai inti, semakin kuat budaya, semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku.

B.     Faktor Budaya Organisasi
              Suyono (2004: 55) mengungkapkan beberapa faktor untuk menumbuhkan budaya organisasi yaitu:
a.       Leadership, organisasi harus memiliki pemimpin yang bisa diteladani dan didengar oleh bawahan  
b.      Komunikasi, proses komunikasi harus harus dilaksanakan secara konsisten dan rutin sehingga perbedaan budaya (kebiasaan-kebiasaan) yang dibawa individu yang berbeda latar belakang akan mengalami integrasi persamaan dengan tujuan organisasi.
c.       Motivasi, motivasi merupakan pemberian daya penggerak dan menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan.

C.     Karakteristik Budaya Organisasi
a.       Aturan perilaku yang diamati
Interaksi antar organisasi dengan menggunakan bahasa, istilah dan ritual umum yang berkaitan dengan rasa hormat dan cara berperilaku.
b.      Norma
Merupakan standar perilaku yang mencakup pedoman mengenai seberapa banyak pekerjaan yang dilakukan.
c.       Nilai dominan
Dukungan organisasi terhadap peserta dalam membagikan nilai-nilai utama. Contohnya, kualitas produk tinggi, sedikit absen dan efisiensi tinggi.
d.      Filosofi
Kebijakan yang membentuk kepercayaan organisasi mengenai bagaimana karyawan dan pelanggan diperlakukan.
e.       Aturan
Pedoman tetap yang berkaitan dengan pencapaian perusahaan.
f.       Iklim Organisasi
Merupakan keseluruhan “perasaan” yang disampaikan dengan pengaturan yang bersifat fisik, cara peserta berinteraksi dan cara anggota organisasi berhubungan dengan pelanggan dan individu dari luar.
            Masing-masing karakteristik tersebut punya kontrovorsi dan tingkat dukungan penelitian yang berbeda beda. Akan tetapi terdapat dukungan empiris untuk beberapa karakteristik.

D. Mempertahankan Budaya Melalui Langkah-langkah Sosialisai
1.      Seleksi Karyawan Baru
Dengan menggunakan prosedur standart dan mencari sifat khusus yang berhubungan dengan kinerja yang efektif, perekrut akan mewawancarai calon karyawan dan memisahkan atau mengeluarkan gaya dan nilai yang tidak cocok dengan budaya organisasi.
2.      Penempatan Kerja
Karyawan baru menghadapi rangkaian pengalaman yang tersusun secara cermat yang tujuannya untuk menannyakan kembali norma dan nilai organisasi serta memutuskan apakah mereka dapat menerimanya atau tidak.
3.      Penguasaan Kerja
Dilakukan dengan mendukung pengalaman lapangan secara ekstensif dan cermat. Saat menapaki karier kinerja karyawan dievaluasi dan tanggung jawab tambahan diberikan dengan melihat perkembangannya.
4.      Mengukur dan Memberi Penghargaan Terhormat
Langkah proses sosialisasi berikutnya adalah memberi perhatian yang cermat untuk mengukur hasil dan memberi penghargaan pada kinerja seseorang. Sistem ini komprehensif dan konsisten dan fokus pada aspek bisnis yang paling krusial untuk keberhasilan kompetitif dan nilai-nilai keperusahaan.
5.      Ketaatan Pada Nilai Penting
Identifikasi dengan nilai tersebut membantu karyawan merekonsiliasi pengorbanan individu karena keanggotaannya dalam organisasi. Individu belajar untuk menerima nilai dan percaya bahwa organisasi tidak akan melakukan apapun yang melukai mereka.
6.      Memperkuat Cerita dan Riwayat
Riwayat membantu menjelaskan mengapa sebuah organisasi melakukan sesuatu dengan cara khusus.
E.      Pedoman perubahan
Selain rintangan yang signifikan dan daya tahan terhadap perubahan, budaya organisasi dapat dikelola dan diubah setiap waktu. Usaha untuk mengubah budaya dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Berikut pedoman sederhana yang dapat berguna untuk mengubah budaya organisasi:
1.      Menilai budaya baru
2.      Menyusun tujuan realistis yang memengaruhi laporan keuangan
3.      Merekrut orang luar yang memiliki pengalaman industri sehingga mereka dapat berinteraksi dengan baik dalam organisasi
4.      Membuat perubahan dari atas sampai bawah sehingga pesan yang konsisten disampaikan kepada semua anggota team manajement
5.      Melibatkan karyawan dalam proses perubahan budaya
6.      Menyingkirkan semua perangkap yang mengingatkan akan budaya sebelumnya
7.      Berusaha dapat mengetahui berbagai masalah dan mncari orang yang mau pindah atau keluar ketimbang berubah mengikuti perubahan budaya
8.      Bergerak dengan cepat dan yakin untuk membangun momentumdan menghilangkan perlawanan terhadap budaya baru
9.      Mempertahankan karir dengan gigih

No comments:

Post a Comment