Friday, May 10, 2019

Kesulitan Belajar Perseptual Motorik Dan Bahasa


Kesulitan Belajar Perseptual Motorik Dan Bahasa
Gangguan Perseptual Motorik
Merupakan proses pencapaian ketrampilan dan kemampuan fungsional menggunakan input sensori, interpretasi motorik, aktivitas gerak, dan umpan balik (Gallahue, 2002: 304).
Menurut Sugiyanto, (2007: 85) menyatakan bahwa perseptual motorik adalah kemampuan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh organ indera. Kemampuan perseptual berguna untuk memahami segala sesuatu yang ada di sekitar, sehingga seseorang mampu berbuat atau melakukan tindakan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Rusli Lutan (2001: 78) menyatakan bahwa kualitas gerak seseorang bergantung pada perseptual motorik.
Proses Perseptual Motorik
Masuknya rangsang melalui saraf sensoris, perpaduan rangsang, penafsiran gerak, pengaktifan gerak, dan umpan balik.
Unsur – unsur perseptual motorik
Unsur – unsur perseptual motorik terdiri dari atas berbagai unsur, diantaranya : kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran arah dan kesadaran tempo (Rusli Lutan: 2001: 8).
Gangguan Perseptual Motorik Anak
Perseptual motoric mengkaitkan antara fungsi kognitif dan kemampuan gerak. Menurut Clifton yang dikutip oelh Hari Amirullah Rachman (2003: 79) menjelaskan bahwa perseptual motorik terbentuk atas dua sistem, yaitu sistem persepsi dan sistem indera. Kedua sistem ini tidak dapat dipisahkan, hal ini dikarenakan seseorang tidak mungkin melakukan aktivitas gerak tanpa persepsi dan sebaliknya. Perseptual motoric memiliki peranan terhadap prestasi akademik. Lebih lanjut dijelaskan Thomas Lee yang dikutip oleh Hari Amirullah Rachman (2003: 80) menjelaskan pengaruh perseptual motoric pada fungsi kognitif diantaranya :
1.      Terdapat akibat dan keterkaitan langsung antara kemampuan perseptual motorik dan prestasi akademik
2.      Perseptual motorik melandasi kesiapan dan penampilan akademis
Komponen Perseptual Motor
Kephart membagi komponen perseptual motor menjadi tiga macam, yaitu
1.      Eye – hand coordination (koordinasi tangan - mata)
2.      Hand – eye coordination (kordinasi mata – tangan)
3.      Perceptual – motor match (gabungan perseptual – motor) merupakan proses membandingkan dan mengumpulkan data masukan agar data perseptual menjadi bermakna yang disesuaikan dengan informasi motorik yang ada dalam diri anak. Ketrampilan – ketrampilan gabungan perseptual motor ini meliputi : postur, balancing (keseimbangan), locomotion (lokomosi), penerimaan dan dorongan (Clark, 1987: 88).
Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan perseptual motorik :
1. Anak sulit membedakan simbol yang mempunyai ukuran (panjang-pendek, tinggi-rendah) atau simbol yang ukuran dan bentuknya hampir sama, misalnya : h/n, a/d, a/g, u/y).
2.  Anak sulit membedakan arah kanan-kiri, depan-belakang, atas-bawah dan sulit membedakan huruf dan angka yang hampir sama bentuknya.
3. Anak sulit membedakan antara latar belakang dan obyek (figure)
4. Pada saat membaca atau mencatat, ia akan kesulitan menandai dimana ia sudah membaca/mencatat untuk meneruskan bacaan/tulisan berikutnya.
5. Pada saat menyanyi , anak sulit untuk menirukan suara dari guru dan terkesan hanya meniru (membuka dan menutup mulut). Penjelasan guru juga menjadi sulit ditangkap oleh siswa.
6. Sulit memahami suatu objek yang terbagi-bagi sebagai satu kesatuan
7. Lambat dalam mengerjakan tugas seperti mengikat sepatu dan menyebutkan waktu.
8. Lemah dan tidak lincah dalam ketrampilan bermain.
Faktor-faktor yang mendasari gangguan perseptual motorik :
1. Adanya keterlambatan perkembangan motorik
2. Prematuritas, hipoksia, dan malnutrisi perinatal.
3. Berat badan saat lahir rendah
4. Kelainan neurokimiawi dan lesi lobus parietalis.
5. Gangguan genetik atau kromosom
6. infeksi susunan saraf seperti selebral palsi
7. kondisi budaya yang mempengaruhi proses belajar anak
Gangguan Kesulitan Belajar Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca, dan menulis (Lerner, dalam Abdurrahpiiman, 2012).
Ormrod (2009) memberikan contoh defisiensi pemrosesan kognitif pada siswa yang mengalami kesulitan memahami bahasa lisan atau mengingat hal-hal yang baru saja dikatakan kepadanya.
Gangguan perkembangan berbahasa adalah ketidakmampuan atau keterbatasan dalam menggunakan simbol linguistik untuk berkomunikasi secara verbal atau keterlambatan kemampuan perkembangan bicara dan bahasa anak sesuai kelompok umur, jenis kelamin, dan kecerdasannya (Sidiarto, 1990).
Menurut Nelson, dkk, (2006) perkembangan bahasa merupakan salah satu indikator perkembangan menyeluruh dari kemampuan kognitif anak yang berhubungan dengan keberhasilan di sekolah.
Ciri-ciri Anak yang mengalami gangguan kesulitan belajar bahasa :
1.      Anak keliru dalam mempersepsikan kata atau kalimat yang didengar
2.      Tidak dapat menangkap informasi atau pesan yang didengar karena miskin kosa kata atau kurang memahami struktur kalimat yang didengar (mendengar tapi tidak paham maknanya).
3.      Tidak dapat mengucapkan kata dengan baik
4.      Kesulitan memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan-pikiran
5.      Kesulitan menyusun kalimat
6.      Kesulitan menyusun urutan atau sistematika pesan yang akan diungkap.
Faktor penyebab anak yang mengalami gangguan kesulitan belajar bahasa :
Menurut Wardani, IGAK (1995:47) kesulitan bahasa sisebabkan oleh :
1.  Keturunan
2. gangguan sistem saraf pusat atau struktur dan fungsi sistem lain yang berhubungan dengan gangguan sistem syaraf pusat atau struktur dan fungsi sistem lain yang berhubungan dengan aspek kondisi fisik. Misalnya : Autism, CP, ADHD,tuna rungu, tuna netra, gangguan emosi, brain injury seperti aphasia, anoxia sebelum waktu kelahiran, perlakuan yang salah oleh ibu sebelum kelahiran, dan kondisi gigi.
3. infeksi pada telingan (OMF)
4. model bahasa yang salah. Misalnya : makan diucapkan maem, sakit-tatik,

No comments:

Post a Comment