Friday, May 10, 2019

antara Kebudayaan dengan Perilaku Manusia (psikologi sosial)


2.1  Pengaruh Kebudayaan terhadap Perilaku
Perilaku manusia sehari-hari tidaklah dapat lepas dari pengaruh kebudayaan. Kebudayaan akan menentukan nilai-nilai moral yang akan dianut oleh manusia dan terlihat dari perilakunya sehari-hari. Bagaimana manusia dalam berkomunikasi dan bagaimana adat istiadat itu dilestarikan. Terdapat hubungan yang sangat erat antara kebudayaan dan perilaku manusia.
2.1.1 Pengertian Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat (2009:144) Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Menurut E.B Tylor (dalam Soerjono Soekanto,2012) mendefinisikan kebudayaan adalah kompleks, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyartakat.
Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi mendefinisikan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Sehingga kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto,2012).
Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Menurut Koentjaraningrat, ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa didunia. Yaitu:
a.       Bahasa
b.      Sistem pengetahuan
c.       Organisasi sosial
d.      Sistem Peralatan hidup dan teknologi
e.       Sistem mata pencaharian hidup
f.       Sistem religi
g.      Kesenian
 Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Demikian juga sistem religi misalnya mempunyai wujud sebagai sistem keyakinan, dan gagasan tentang Tuhan, dewa, roh halus, neraka, surga, dan sebagainya. Tetapi memiliki wujud berupa upacara, baik yang musiman atau kadangkala saja. Selain itu setiap sistem religi mempunyai wujud sebagai benda-benda suci dan benda-benda religius.
2.1.2 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
Menurut Skinner, perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Menurut Lowrence Green, perilaku dibentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.
2.1.3 Hubungan Antara Kebudayaan dan Perilaku
Hampir setiap perilaku manusia merupakan kebudayaan. Hanya perilaku yang sifatnya naluri saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi perilaku demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
a. penganut kebudayaan,
b. pembawa kebudayaan,
c. manipulator kebudayaan
d. pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

No comments:

Post a Comment