2.1 Pengaruh
Kebudayaan terhadap Perilaku
Perilaku
manusia sehari-hari tidaklah dapat lepas dari pengaruh kebudayaan. Kebudayaan
akan menentukan nilai-nilai moral yang akan dianut oleh manusia dan terlihat
dari perilakunya sehari-hari. Bagaimana manusia dalam berkomunikasi dan
bagaimana adat istiadat itu dilestarikan. Terdapat hubungan yang sangat erat
antara kebudayaan dan perilaku manusia.
2.1.1
Pengertian Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat (2009:144) Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Menurut E.B Tylor (dalam Soerjono Soekanto,2012)
mendefinisikan kebudayaan adalah kompleks, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyartakat.
Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi mendefinisikan
kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Sehingga
kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau yang dipelajari oleh manusia
sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto,2012).
Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Menurut Koentjaraningrat, ada tujuh unsur kebudayaan
yang dapat ditemukan pada semua bangsa didunia. Yaitu:
a. Bahasa
b. Sistem
pengetahuan
c. Organisasi
sosial
d. Sistem
Peralatan hidup dan teknologi
e. Sistem
mata pencaharian hidup
f. Sistem
religi
g. Kesenian
Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Demikian juga sistem religi misalnya mempunyai wujud sebagai sistem keyakinan,
dan gagasan tentang Tuhan, dewa, roh halus, neraka, surga, dan sebagainya.
Tetapi memiliki wujud berupa upacara, baik yang musiman atau kadangkala saja.
Selain itu setiap sistem religi mempunyai wujud sebagai benda-benda suci dan
benda-benda religius.
2.1.2
Pengertian Perilaku
Perilaku adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,
baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
Menurut Skinner,
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka
teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan,
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut,
dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas
dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau
dilihat oleh orang lain.
Menurut Lowrence Green, perilaku dibentuk dari tiga
faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis posing factors )yang
terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan
sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang
terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang
terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.
2.1.3
Hubungan Antara Kebudayaan dan Perilaku
Hampir setiap perilaku manusia merupakan kebudayaan.
Hanya perilaku yang sifatnya naluri saja yang bukan merupakan kebudayaan,
tetapi perilaku demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa
kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar
kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan
kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap
kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai
:
a. penganut kebudayaan,
b. pembawa kebudayaan,
c. manipulator kebudayaan
d. pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia
dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka
survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya
sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan.
Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa
kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam
bertingkah laku.
No comments:
Post a Comment