Friday, May 10, 2019

APA ITU PERILAKU??


2.1.Pengertian Perilaku
Menurut Soebagio dalam Mar’at (1982 : 1-2) perilaku adalah tindakan (kegiatan dan tindak-tanduk) manusia yang diamati. Perilaku merupakan fungsi interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Interaksi ini melibatkan kepribadin manusia yang komplek dengan lingkungan yang memiliki tatanan tertentu. Perbedaan kepribadian manusia dengan lingkungan yang dihadapinya menimbulkan perilaku manusia berbeda-beda. Ini berarti bahwa individu dengan lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung. Implikasi ke dalam diri manusia memberikan jawaban (respon) terhadap stimulasi yang timbul.
Menurut Ndara dalam Nazaruddin (2014 : 1) menyatakan bahwa perilaku yang rasional disebut aktivitas, dan aktivitas mempengaruhi baik produktivitas maupun kualitas hidup manusia yang bersangkutan. Allport dalam Mar’at (1982 : 27) memberikan pemahaman tentang konsep perilaku yakni sebagai bagian dari komponen sikap yang dinamakan konisasi, disamping komponen lain yaitu kognisi dan afeksi. Perilaku atau konasi merupakan, predisposisi atau tindak mengantisipasi obyek sikap serta merupakan kecendrungan bertingkah laku.
Konsep perilaku berkaitan dengan sikap dimaksud adalah kecenderungan untuk bertindak atau bertingkah laku. Dengan demikian, dapat dikaitkan bahwa perilaku adalah kecendrungan gerak dan perubahan yang terjadi dalam situasi dan kondisi lingkungan tertentu. Menurut Thoha (2004 : 36) perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Ini berarti bahwa seseorang individu dengan lingkungannya menentukan perilaku keduannya secara langsung. Menurut Siagian dalam Nazaruddin (2014 : 6) mendefenisikan perilaku adalah keseluruhan tabiat dan sifat seseorang yang mencermin dalam upacara dan tindak tanduknya sebagai anggota organisasi.
Menurut Kreitner (2003 : 182) perilaku adalah kecenderungan merespon suatu secara konsisten untuk mendukung atau tidak mendukung dengan memperhatikan suatu objek tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah tindakan yang dilakukan manusia.

2.2. Jenis perilaku
Perilaku manusia dapat dibedakan antara perilaku yang refleksif dan perilaku yang non-refleksif. Perilaku yang refleksif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Dalam perilaku yang refleksif respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respon timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak (Bimo, 2004). 
Lain halnya dengan perilaku yang non-refleksif. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Proses yang terjadi dalam otak atau puat kesadaran ini yang disebut proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psiklogis (Bimo, 2004).

2.3. Pembentukan perilaku
Perilaku manusia sebagian terbesar ialah berupa perilaku yang dibentuk, perilaku yang dipelajari. Berkaitan dengan hal tersebut maka salah satu persoalan adalah bagaimana cara membentuk perilaku itu sesuai dengan yang diharapkan (Bimo, 2004).
1.      Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiaan.
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. 
2.      Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian. Dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang penting adalah pengertian atau insight.
3.      Pembentukan perilaku dengan menggunakan model
Pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial yang dikemukakan Bandura.

2.4. Teori perilaku
Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantara teori-teori tersebut dapat dikemukakan :
1.      Teori Insting
Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. Menurut Allport (dalam Bimo, 2004) perilaku manusia disebabkan karena banyak faktor, termasuk orang-orang yang ada di sekitarnya dengan perilakunya.
2.      Teori dorongan (drive theory)
Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong berperilaku. Bila organisme itu mempunyai kebutuhan dan organisme ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organisme itu. Bila organisme berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut.
3.      Teori insentif
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentif. Dengan insentif akan mendorong organisme berbuat atau berperilaku. Insentif atau juga disebut sebagai reinforcement ada yang positif dan ada yang negatif. Reinforcement yang positif akan mendorong organisme dalam berbuat, sedangkan reinforcement yang negatf akan dapat menghambat dalam organisme berperilaku.
4.      Teori atribusi
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang.
5.      Teori kognitif
Apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka pada umumnya yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang akan membawa manfaat besar bagi yang bersangkutan. Dengan kemampuan memilih ini berarti faktor berpikir berperan dalam menentukan pilihannya. Dengan kemampuan berpikir orang akan dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak.

2.5. Faktor yang mempengaruhi perilaku
1.      Faktor endogen
Ialah faktor yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga kelahiran.jadi faktor endogen merupakan faktor keturunan atau faktor pembawaan. Di samping itu individu juga mempunyai sifat-sifat pembawaan psikologis yang erat hubungannya dengan keadaan jasmani yaitu temperamen. Temperamen merupakan sifat-sifat pembawaan yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang terdapat dalam diri manusia.
2.      Faktor eksogen
Merupakan faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya.

No comments:

Post a Comment