Bakat
tidak bersifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara
bertingkat yang membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk
berkembang atau dikembangkan. Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui
dan mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang laten.
Cara
untuk mengidentifikasi potensi anak dapat menggunakan dua hal yaitu dengan
mengidentifikasi bakat anak dan mengetahui minatnya (kepribadian anak). Bakat anak
dapat diidentifikasi dari kemampuan umum (inteligensi), kreativitas, dan
motivasi.
Beberapa
hal yang perlu dilakukan orang tua, guru atau lingkungan terdekat anak untuk
mengambangkan bakat dan minat adalah:
1. Memahami Anak
Hal
penting sebelum mengadakan diagnosa terhadap potensi anak adalah bahwasannya orang
tua sebagai pendidik harus memahami dulu tentang diri anaknya sendiri. Memahami
diartikan sebagai mengetahui
dan mengenali anak,
misalnya mengetahui dan
mengenali karakternya, mengetahui dan mengenali gaya belajarnya,
mengetahui dan mengenali motivasi belajar
mereka apakah atas
dorongan sendiri (karena
ingin sukses dalam
belajar) atau atas dorongan orang tua, atau karena tergiur
dengan iming-iming / hadiah dari nenek-kakeknya, dan sebagainya.
2. Mengidentifikasi Potensi Anak
Potensi
akan nampak terlihat (teraktualisasikan) bila potensi di asah, distimulasi, dan
dikembangkan oleh lingkungan sekitarnya. Potensi dalam
dunia pendidikan akan
memiliki peranan yang
sangat berarti, karena dengan
potensi seseorang dapat
mengembangkan dirinya, dapat
mengaktualisasikan dirinya. Bila para
pendidik telah melakukan
berbagai stimulasi kepada
anak dalam rangka menggali potensinya, maka sudah
seyogianya apa yang sudah dilakukannya tersebut dites. Tujuannya tiada
lain adalah untuk
mengetahui sampai sejauh
mana potensi anak
sudah terkembangkan, atau sampai
sejauhmana kemajuan-kemajuan yang
sudah dicapai anak dari stimulasi-stimulasi yang telah diberikan
lingkungan (pendidik).
a.
Kemampuan Umum
Kemampuan
umum anak dapat diketahui dengan melakukan tes inteligensi. Munandar mengemukakan
bahwa kemampuan umum anak merujuk pada beberapa indikator yaitu, mudah menangkap
pelajaran, mudah mengingat kembali, memiliki perbendaharaan kata yang luas. Ada
berbagai jenis tes inteligensi yaitu: WAIS, WISC, WPPSI, Tes Binet, dan lain
sebagainya.
b.
Kreativitas
Kreativitas
merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi,
atau unsur-unsur yang ada. Secara operasional kreativitas dapat
dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan
(fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk
mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Secara
detail, kreativitas anak dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:
a.
Memiliki rasa ingin tahu yang besar
b.
Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
c.
Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
d.Mampu
menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
e.
Mempunyai/menghargai rasa keindahan.
Strategi
yang digunakan untuk untuk mengembangkan kreativitas adalah Pribadi, Pendorong,
Proses, dan Produk.
1. Pribadi
Kreativitas ditinjau dari segi pribadi
menunjuk pada potensi atau daya kreatif yang ada pada setiap pribadi, anak
maupun orang dewasa. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat kreatif dengan
derajat dan bidang yang berbeda-beda.Untuk dapat mengembangkan kreativitas anak
atau kreativitas diri sendiri, kita perlu mengenal bakat kreatif pada anak
(atau diri sendiri), menghargainya dan memberi kesempatan serta dorongan untuk
mewujudkannya.
2.
Pendorong
Agar kreativitas dapat
berkembang memerlukan dorongan atau pendorong dari diri sendiri dan dari luar.
Pendorong yang datangnya dari diri sendiri berupa hasrat dan motivasi
yang kuat untuk berkreasi. Sedangkan dari luar misalnya keluarga, sekolah, dan
lingkungan.
3. Proses
Kreativitas sebagai
suatu proses dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana individu
berusaha menemukan hubungan-hubungan yang baru untuk mendapatkan jawaban,
metode, atau cara-cara baru dalam menghadapai suatu masalah.
4.
Produk
Pada anak yang masih dalam proses
pertumbuhan, kreativitas hendaknya mendapat perhatian dan jangan terlalu cepat
mengharapkan ‘produk kreativitas’ yang bermakna atau bermanfaat.
c.
Motivasi
Motivasi
intrinsik dapat diartikan sebagai dorongan kuat yang bersumber dari dalam diri
anak untuk melakukan sesuatu (belajar). Anak mau belajar karena ia betul-betul
memiliki dorongan kuat dari dalam dirinya untuk belajar,
bukan karena tergiur oleh iming-iming
atau hadiah dari orang tua atau dari gurunya.