Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut
(bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya
(Joseph C. Rost.,1993).
Menurut Prof. Dr. Mr.
Prajudi Atmosudirjo dalam bukunya yang berjudul beberapa pandangan umum tentang
pengambilan keputusan, kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh
atau mengikutinya. Kepemimpinan adalah kepribadian yang memancarkan pengaruh
wibawa, sedemikian rupa sehingga sekelompok orang mau melakukan apa yang
dikehendakinya.
2.1.2. Manajer vs Pemimpin abad 21
Ciri Manajer
|
Ciri Pemimpin
|
Mengatur
|
Inovasi
|
Tiruan
|
Asli
|
Memelihara
|
Mengembangkan/menciptakan
|
Fokus pada sistem dan
struktur
|
Fokus pada manusia
|
Mengandalkan kontrol
|
Menginsspirasi
kepercayaan
|
Pandangan jangka
pendek
|
Perspektif jangka
panjang
|
Menanyakan bagaimana
dan kapan
|
Menanyakan apa dan
mengapa
|
Tertuju pada laporan
keuangan
|
Tertuju pada horizon
|
Meniru
|
Mencetak
|
Menerima status quo
|
Menentang status quo
|
Prajurit yang baik
|
Diri sendiri
|
Melakukan segala
sesuatu dengan benar
|
Melakukan segala
sesuatu yang benar
|
2.2.
STUDI KEPEMIMPINAN YANG PENTING SECARA HISTORIS
2.2.1.
Studi Kepemimpinan Iowa
Usaha
mempelajari kepemimpinan pada awalnya dilakukan tahun 1930 oleh Ronald Lippitt
dan Ralph K. White di bawah pengarahan Kurt Lewin di Universitas Iowa. Usaha
yang dilakukan oleh kedua pakar ini mempunyai dampak studi yang panjang. Gaya
kepemimpinan Iowa ini memainkan tiga style kepemimpinan, yakni :
1.
Otokratis, pemimpin
yang otoriter bertindak sangat direktif, selalu memberikan pengarahan dan tidak
memberikan kesempatan untuk timbulnya partisipasi.
2.
Demokratis, pemimpin
yang demokratis mendorong kelompok diskusi dan pembuat keputusan, kepemimpinan
ini mencoba untuk bersikap “objektif” di dalam pemberian pujian atau kritik,
dan menjadi satu dengan kelompok dalam hal memberikan spirit.
3.
Semaunya sendiri (laissez
faire), gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan yang mutlak pada
kelompok. Pemimpin seperti ini pada hakikatnya tidak memberikan contoh-contoh
kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yang dimiliki Iowa ini cenderung
lebih ke kepemimpinan yang demokratis, guna untuk memudahkan dan memberikan
keleluasaan kelompok dalam bertindak dengan beberapa pengarahan dari pemimpin
tersebut.
2.2.2.
Studi Kepemimpinan Oiho State
Studi Ohio State dimlai dengan premis
tidak ada definisi kepuasan terhadap kepemimpinan. Mereka menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah sinonim dari kepemimpinan yang baik. kelompok Ohio State
ditetapkan untuk studi tentang kepemimpinan, tanpa melihat definisi atau
efektivitas dan ketidakevektifitasanya.
Studi ini dilakukan untuk
mengidentifikasi dimensi-dimensi yang independen dari perilaku kepemimpinan.
Ada dua dimensi yang dianggap penting yaitu, struktur inisiatif dan
pertimbangan.
·
Yang dimaksudkan dengan
“struktur inisiatif” adalah sejauh mana seorang pemimpin mendefinisikan
dan menstrukturasi peranannya dan peranan para bawahannya dalam usaha
pencapaian tujuan. Hal ini termasuk perilaku yang mencoba untuk
mengorganisasikan pekerjaan, hubungan-hubungan kerja, dan tujuan-tujuan yang
akan dicapai. Pemimpin yang memiliki ciri struktur inisiatif yang tinggi dapat
digambarkan sebagai orang yang “memberikan tugas-tugas khusus kepada para
anggota kelompok”, “mengharapkan para karyawan untuk mempertahankan standar
kinerja yang telah ditetapkan”, “menekankan pentingnya batas waktu pertemuan”.
·
Yang dimaksudkan dengan
“pertimbangan” adalah sejauh mana seorang pemimpin memiliki hubungan
kerja dalam arti saling percaya, menghormati pendapat dan mempertimbangkan
perasaan para bawahan. Lebih memperhatikan pengikut-pengikutnya untuk
memperoleh kenyamanan, kesehatan, status, dan kepuasan. Pemimpin yang memiliki
pertimbangan tinggi dapat digambarkan sebagai orang yang suka membantu masalah
para bawahan, bersahabat dan pendekatannya baik, dan memperlakukan sama semua
bawahan.
2.2.3.
Studi Kepemimpinan Michigan
Studi
Michigan ini bertujuan untuk menentukan prinsip-prinsip produktivitas kerja
kelompok dan kepuasan anggota kelompok yang diperoleh dari partisipasi mereka.
Studi ini lebih cenderung kepada produktivitas kerja yang menitikberatkan pada
demokratis kerja bukan pada otokratisnya. Sehingga, dimasukkannya rancangan
riset (research design) dan derajat kontrol yang tinggi atas variabel
nonpsikologis yang mungkin mempengaruhi semangat kerja dan produktivitas.
Misalnya bentuk pekerjaan, kondisi pekerjaan, dan metode kerja terkendalikan
semuanya.
No comments:
Post a Comment