Thursday, May 9, 2019

Pengertian dan Definisi Interaksi Sosial berdasarkan ilmu Psikologi


A.    SYARAT-SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
1.   Kontak Sosial 
Kontak  sosial  berasal  dari  bahasa  latin  con  atau  cum  yang  berarti bersama-sama  dan  tango  yang  berarti  menyentuh.  Jadi  secara  harfiah kontak adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan  badaniah.  Sebagai  gejala  sosial  itu  tidak perlu  berarti  suatu  hubungan badaniah, karena orang  dapat mengadakan hubungan tanpa harus menyentuhnya, seperti misalnya dengan cara berbicara dengan orang yang bersangkutan. Dengan berkembangnya  teknologi  dewasa  ini,  orang-orang  dapat  berhubungan  satu  sama lain  dengan  melalui  telepon,  telegraf,  radio,  dan  yang  lainnya  yang  tidak  perlu memerlukan sentuhan badaniah.
2.      Komunikasi
Komunikasi  adalah  bahwa  seseorang  yang  memberi  tafsiran  kepada orang  lain  (yang  berwujud  pembicaraan,  gerak-gerak badaniah  atau  sikap), perasaan-perasaan  apa  yang  ingin  disampaikan  oleh  orang  tersebut.  Orang  yang bersangkutan  kemudian  memberi  reaksi  terhadap  perasaan  yang  ingin disampaikan.  Dengan  adanya  komunikasi  sikap  dan  perasaan  kelompok  dapat diketahui  olek  kelompok  lain  aatau  orang  lain.
  Hal ini  kemudain  merupakanbahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.  Dalam  komunikasi  kemungkinan  sekali  terjadi  berbagai  macam penafsiran  terhadap  tingkah  laku  orang  lain.  Seulas  senyum  misalnya,  dapat ditafsirkan sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat atau bahkan sebagai sikap sinis  dan  sikap  ingin  menunjukan  kemenangan.  Dengan  demikian  komunikasi memungkinkan  kerja  sama  antar  perorangan  dan  atau  antar  kelompok.  Tetapi disamping  itu  juga  komunikasi  bisa  menghasilkan  pertikaian  yangterjadi  karena salah paham yang masing-masing tidak mau mengalah




B.     BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. Proses Asosiatif (Processes of Association)
A. Kerja Sama (Cooperation)
Beberapa  sosiolog  menganggap  bahwa  kerja  sama  merupakan  bentuk interaksi  sosial  yang  pokok.  Sosiolog  lain  menganggap  bahwa  kerja  sama merupakan  proses  utama.  Golongan  terakhir  tersebut memahamkan  kerja sama  untuk  menggambarkan  sebagian  besar  bentuk-bentuk  interaksi  sosial atas  dasar  bahwa  segala  macam  bentuk  inetarksi  tersebut  dapat dikembalikan  kepada  kerja  sama.  Kerja  sama  di  sini dimaksudkan  sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
 Bentuk  dan  pola-pola  kerja  sama  dapat  dijumpai  pada  semua  kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian dimulai sejak masa kanak-kanak  di  dalam  kehidupan  keluarga  atau    kelompok-kelompok kekerabatan.  Bentuk  kerja  sama  tersebut  berkembang apabila  orang  dapat digerakkan  untuk  mencapai  suatu  tujuan  bersama  dan harus  ada  kesadaran bahwa  tujuan  tersebut  di  kemudian  hari  mempunyai  manfaat  bagi  semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja srta balas jasa  yang  akan  diterima.  Dalam  perkembangan  selanjutnya,  keahlian-keahlian  tertentu  diperlukan  bagi  mereka  yang  bekerja  sama,  agar  rencana kerja samanya dapat terleksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya (in-group-nya) dan kelompok lainnya (out-group-nya). Kerja sama mungkin akan  bertambah  kuat  apabila  ada  bahaya  luar  yang  mengancam  atau  ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau  institusional  telah  tertanam  di  dalam  kelompok,  dalam  diri  seseorang atau segolongan orang. Kerja sama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam  jangka  waktu  yang  lama  mengalami  kekecewaan  sebagai  akibat perasaan  tidak  puas,  karena  keinginan-keinginan  pokoknya  tak  dapat terpenuhi oleh karena adanya rintangan-rintangan yang bersumber dari luar kelompok itu.  Sehubungan  dengan  pelaksanaan  kerja  sama,  ada  lima bentuk  kerja  sama,
yaitu:
1)  Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2) Bargaining,  yaitu  pelaksanaan  perjanjian  mengenai  pertukaran barabg-barabg dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3)  Ko-optasi  (Co-optation),  yaitu  suatu  proses  penerimaan  unsur-unsur baru dalam  kepemimpinan  atau  pelaksanaan  politik  dalam  suatu organisasi,  sebagai  salah  satu  cara  untuk  menghindari  terjadinya kegoncangan dalam stabilisasi organisasi yang bersangkutan.
4)  Koalisi  (Coalition),  yaitu  kombinasi  antara  dua  ornagisasi  atau  lebih yang  mempunyai  tujuan-tujuan  yang  sama.  Koalisi  dapat menghasilkan  keadaan  yang  tidak  stabil  untuk  sementara  waktu, karena  dua  organisasi  atau  lebih  tersebut  kemungkinan  mempunyai struktur  yang  tidak  sama  antara  satu  dengan  lainnya.  Akan  tetapi karena  maksud  utama  adalah  untuk  mencapai  satu  atau  beberapa tujuan bersama, maka sifatnya alaha kooperatif.
5)  Joint-ventrue,  yaitu  kerja  sama  dalam  pengusahaan  proyek-proyek tertentu,  misalnya  pemboran  minyak,  pertambangan  batu  bara, perfilman, perhotelan, dll.
B. Akomodasi (Accomodation)
Menurut  Gillin  dan  Gillin,  akomodasi  adalah  suatu  pengertian  yang
digunakan  oleh  para  sosiolog  untuk  menggambarkan  suatu  proses dalam  hubungan-hubungan  sosial  yang  sama  artinya  dengan pengertian  adaptasi  (adaptation)  yang  dipergunakan  oleh  ahli-ahli biologi  untuk  menunjuk  pada  suatu  proses  dimana  makhluk-makhluk hidup  menyesuaikan  dirinya  dengan  alam  sekitarnya.  Dengan pengertian  tersebut  dimaksudkan  sebagai  suatu  proses  dimana  orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan,  saling  mengadakan  penyesuaian  diri  untuk  mengatasi ketegangan-ketegangan.


C.    Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi  merupakan    proses  sosial  dalam  taraf  lanjut.  Ia  ditandai  dengan adanya  usaha-usaha  mengurangi  perbedaan-perbedaan  yang  terdapat  antara orang-perorangan  atau  kelompok-kelompok  manusia  dan  juga  meliputi  usaha-usaha  untuk  mempertinggi  kesatuan  tindak,  sikap  dan  proses-proses  mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Secara  singkat,  proses  asimilasi  ditandai  dengan  pengembangan  sikap-sikap yang  sama,  walau  kadangkala  bersifat  emosional,  dengan  tujuan  untuk mencapai  kesatuan,  atau  paling  sedikit  mencapai  integrasi  dalam  organisasi, pikiran, dan tindakan.
2. Proses Asosiatif (Processes of Association)
      Proses  disosiatif  sering  disebut  sebagai  oppositional  processes, Oposisi  dapat  diartikan  sebagai  cara  berjuang  melawanseseoran  atau sekelompok  manusia,  untuk  mencapai  tujuan  tertentu.  Terbatasnya  makanan, tempat tinggal serta lain-lain factor telah melahirkan beberapa bentuk kerja sama dan oposisi. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap  hidup  (struggle  for  existence). 
A.    Persaingan (competition)
Adalah  suatu  proses  social,  di  mana  individu  atau  kelompok kelompok manusia  yang  bersaing,  mencari  keuntungan  melalui  bidang bidang kehidupan  yang  pada  suatu  masa  tertentu  menjadi  pusat  perhatian  umum (baik  perseorangan  maupun  kelompok  manusia)  dengan  cara  menarik perhatian public atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
B.     Kontravensi (contravention)
Kontravensi  pada  hakikatnya  merupakan  suatu  bentuk proses  social  yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
C.    Pertentangan atau pertikaian (conflict)
                  Pertentangan  atau  pertikaian  adalah  suatu  proses  social  di  mana  individu atau  kelompok  berusaha  memenuhi  tujuannya  dengan  jalan  menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
D.    FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI SOSIAL
Kelangsungan  interaksi  sosial,  sekalipun  dalam  bentuknya yang sederhana,  ternyata  merupakan  proses  yang  kompleks,  tetapi  padanya  dapat  kita beda-bedakan  beberapa  faktor  yang  mendasarinys,  baik  secara  tunggal  maupun bergabung, yaitu (vide Bonner, Social Psychology, no. 3):
A.    Faktor Imitasi
Gabriel  Tarde  beranggapan  bahwa  seluruh  kehidupan  sosial  sebenarnya berdasarkan  faktor  imitasi.  Walaupun  pendapat  ini  ternyata  berat  sebelah, peranan  imitasi  dalam  interaksi  sosial  itu  tidak  kecil.  Misalnya  bagaimana seorang  anak  belajar  berbicara. Peranan imitasi dalam interaksi sosialjuga mempunyai segi-segi yang neatif. Yaitu, apabila hal-hal yang diimitasi itu mungkinlah salah atau secara moral dan yuridis harus ditolak.
B.     Faktor Sugesti
Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama.  Bedanya  adalah  bahwa  dalam  imitasi  itu  orang yang  satu  mengikuti sesuatu  di  luar  dirinya;  sedangkan  pada  sugesti,  seseorang  memberikan pandangan  atau  sikap  dari  dirinya  yang  lalu  diterima  oleh  orang  lain  di luarnya.  Sugesti  dalam  ilmu  jiwa  sosial  dapat  dirumuskan  sebagai  suatu proses  di  mana  seorang  individu  menerima  suatu  cara  penglihatan  atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. 
C.    Fakor Identifikasi
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identic (sama) dengan  seorang  lain. identifikasi  merupakan  ikatan  batin  yang  lebih  mendalam  daripada  ikatan antara  orang  yang  saling  mengimitasi  tingkah  lakunya.  Di  samping  itu, imitasi  dapat  berlangsung  antara  orang-orang  yang  tidak  saling  kenal, sedangkan  orang  tempat  kita  mengidentifikasi  itu  dinilai  terlebih  dahulu dengan  cukup  teliti  (dengan  perasaan)  sebelum  kita mengidentifikasi  diri dengan  dia,  yang  bukan  merupakan  proses  rasional  dan  sadar,  melainkan irasional dan berlangsung di bawah taraf kesadaran kita. 
D.    FAKTOR SIMPATI
Simpati  dapat  dirumuskan  sebagai  perasaan  tertariknya  seseorang terhadap orang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, tetapi berdasarkan penilaian  perasaan  sebagaimana  proses  identifikasi.  Akan  tetapi,  berbeda dengan  identifikasi,  timbulnua  simpati  itu  merupakan  proses  yang  sadar bagi  manusia  yang  merasa  simpati  terhadap  orang  lain.  Peranan  simpati cukup  nyata  dalam  hubungan  persahabatan  antara  dua orang  atau  lebih. Patut ditambahkan bahwa simpati dapat pula berkembang perlahan-lahan di samping simpati yang timbul dengan tiba-tiba.
        

No comments:

Post a Comment